Diskusi 1 Pengantar Mikro
Isu-isu penting dalam ekonomi makro di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi, pengangguran, inflasi, dan neraca perdagangan. Carilah data isu-isu makroekonomi Indonesia saat ini dari sumber yang valid (Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, dsb.), kemudian analisis kondisi makroekonomi Indonesia pada 3 tahun terakhir!
Jawab:
Sesuai dengan studi kasus di atas maka akan saya uraikan isu-isu terkait kondisi ekonomi makro sesuai dengan kategori permasalahan yaitu sebagai berikut:
Pertumbuhan ekonomi – Diskusi 1 Pengantar Mikro
maka dari itu saya menemukan data mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia dilihat dari sisi pendapatan nasional sebagai berikut:
- Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik, (2024) didapatkan bahwa meskipun di tengan ketidakpastian kondisi perkonomian dunia, perekonomian Indonesia mampu tumbuh dengan Tangguh. Perkonomian Indonesia tumbuh secara positif sebesar 5,05% yang didukung dari pertumbuhan lapangan usaha.
- Dalam lima tahun terakhir pendapatan nasional Indonesia telah mengalami kenaikan. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 sekitar 12.570,6 triliun rupiah, sedangkan pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 14.931,3 triliun rupiah, dan pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi naik menjadi 15.178,8 triliun rupiah.
- Lapangan usaha industry manufaktor, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan kontruksi menjadi contributor tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
- Sedangkan pendapatan nasional yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi jika dilihat dari sisi PDB pengeluaran ditemukan bahwa ada sekitar 7 komponen pengeluaran yang menjadi contributor terttinggi pada perekonomian Indonesia yaitu konsumsi rumah tangga, PMTB, Eksport, Impor, Konsumsi pemerintah, lainnya
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan peningkatan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dibandingkan periode sebelumnya, yang secara tidak langsung juga mencerminkan peningkatan pendapatan nasional serta kesejahteraan masyarakat. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat melalui data pendapatan nasionalnya, yang mencakup seluruh pendapatan yang diterima masyarakat dalam periode waktu tertentu.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2024), meskipun kondisi ekonomi global tidak menentu, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan sebesar 5,05%, didukung oleh beberapa sektor usaha. Pendapatan nasional Indonesia mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir, dengan total sebesar Rp12.570,6 triliun pada tahun 2021, kemudian naik menjadi Rp14.931,3 triliun pada tahun 2022, dan pada tahun 2023 mencapai Rp15.178,8 triliun.
Sektor-sektor seperti manufaktur, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ini. Dari sisi PDB pengeluaran, terdapat tujuh komponen pengeluaran utama yang mendorong ekonomi Indonesia, yakni konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), ekspor, impor, konsumsi pemerintah, dan lainnya. Berdasarkan analisis data ini, meskipun ekonomi global cenderung melambat, Indonesia masih berhasil mempertahankan pertumbuhan positif yang cukup tinggi, yakni 5,05%—lebih tinggi dibandingkan beberapa negara maju seperti Jepang yang hanya tumbuh 1,92% pada 2023 (IMF, 2023).
Dari data yang ada, tampak bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bergantung pada sektor-sektor utama seperti manufaktur, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi. Dari total 17 kategori usaha yang tercatat, hanya lima sektor tersebut yang menyumbang kontribusi terbesar terhadap ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mengoptimalkan 12 kategori usaha lainnya agar memberikan kontribusi lebih besar terhadap ekonomi. Sebagian besar dari lima sektor utama ini juga berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam belanja rumah tangga sangat berpengaruh positif terhadap ekonomi. Dengan tingginya tingkat konsumsi rumah tangga, daya beli masyarakat juga menunjukkan kondisi yang baik. Meski demikian, perlu diantisipasi jika terjadi penurunan daya beli atau perubahan pola konsumsi yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi ke depan.
Dari perspektif makro, dapat disimpulkan bahwa produktivitas menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor dengan kontribusi besar ini juga menyerap banyak tenaga kerja, di mana upah yang diterima kemudian dibelanjakan kembali untuk konsumsi. Hal ini menunjukkan adanya daya beli masyarakat yang kuat, yang menjadi penggerak ekonomi. Dengan demikian, faktor tenaga kerja yang produktif juga sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Jawaban ini belum lengkap ! Mau jawaban Lengkap Soal ke Email anda / mau bantu soal yang lain?
jawaban ke email : klik Link dibawah ini > kontribusi > sertakan alamat email di deskripsi - Bantu jawab Soal lain : klik link dibawah ini > kontribusi(min 25ribu) > kirim soal tugas ke email aliviyakr12@gmail.com
- Open Jasa penulisan artikel Website 1.000 kata dengan niche tertentu start from 35.000
- Open Jasa Penulisan Artikel Review Produk Start from 50.000
- Jasa Cek plagiasi turnitin Non Repository – start from 5.000
Sumber:
Bank Indonesia. Data Inflasi. https://www.bi.go.id/id/statistik/indikator/data-inflasi.aspx diakses 18 Desember 2024
International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, Oktober 2024
Badan Pusat Statitsik. (2024). Pendapatan Nasional Indonesia 2019-2023. Katalog Pendapatan Nasional Indonesia, (12). Badan Pusat Statistik.
Harmadi, Sonny. Harry. (2023). Pengantar ekonomi Makro. Universitas Terbuka