Tugas Analisis Kasus Bisnis UT
Pendahuluan
Halo pembaca setia, kembali lagi dengan artikel mengenai Tugas UT. Kali ini saya akan membahas mengenai Tugas Analisis Kasus Bisnis UT (universitas terbuka) yang pernah saya dapatkan ketika mengikuti tuton UT. Sebenarnya Tugas ini cukup mudah jika kalian suka dengan model soal hitungan yang pasti-pasti. Biasanya tugas UT yang mengandung hitungan seperti ini tiap periodenya sama hanya beda angka saja tetapi rumus hitungannya sama.
Nah saat itu saya dapat soalnya yang seperti ini:
Pada Tugas Tutorial ke-1, mahasiswa harus membaca
dan memahami dengan seksama studi kasus yang
diberikan, yakni sebagai berikut :
Diketahui laporan keuangan PT. XYZ sebagai
berikut.
PT. XYZ
LAPORAN LABA RUGI
Untuk periode yang berakhir pada 31 des 2019
(dalam jutaan rupiah)
Berdasarkan keadaan keuangan pada PT. XYZ,
Saudara diminta menilai kondisi keuangan
perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan :
a. Debt to Equity Ratio
b. Quick Ratio
c. Profit Margin
d. Rentabilitas Ekonomis
lumayan mudah kan. Hanya satu soal dengan 4 pertanyaan yang saling berhubungan. Berikut cara menghitungnya
Cara Penyelesaian Soal
DER (Debt to Equity Ratio)
DER atau Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio keuangan yang membandingkan jumlah hutang perusahaan dengan jumlah ekuitasnya. Sehingga rumus DER yaitu total utang perusahaan dibagi total modal seperti dibawah ini
seperti diketahui dalam soal perusahaan XYZ memiliki 3 hutang yaitu hutang dagang, hutang wesel jangka panjang, hutang obligasi.
DER = Total Utang / Total Modal x 100%
= (Utang dagang + utang wesel jangka panjang + utang obligasi) / Modal x 100%
= (4000 + 3500 + 12500) / 30000 x 100%
= 20000 / 30000 x100%
= 150 (Dalam jutaan Rupiah)
Quick Ratio
Quick ratio atau Rasio Cepat merupakan salah satu rasio keuangan yang menunjukkan posisi likuiditas perusahaan. Ciri perhitungan Quick ratio yaitu hanya menghitung kas atau yang setara kas. Arti dari hasil Quick ratio ini apabila hasilnya lebih besar dari 1 maka aset lancar setelah dikurangi persediaan lebih tinggi dari kewajiban lancar. hal ini selanjutnya berarti perusahaan dapat menggunakan aset lancar untuk melunasi kewajiban lancar.
Sedangkan jika hasil Quick Ratio ini lebih rendah dari 1 maka artinya perusahaan bisa saja tidak dapat melunasi kewajiban lancarnya menggunakan aset lancaar yang dimiliki. Sehingga bisa dibilang perusahaan ini tidak sehat keuangannya. Nah dari soal PT XYZ didapatkan Quick Ratio sebagai berikut:
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang lancar
= 47000 -3000 / 20000
= 44000 / 20000
= 2.2 (Dalam Jutaan Rupiah )
Profit Margin
Profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio keuangan yang menunjukkan keuntungan dari operasional bisnis perusahaan. Profit margin PT XYZ yaitu:
Profit Margin = Laba bersih / Penjualan bersih
= 15000 / 2400
= 6,25 ( Dalam Jutaan Rupiah)
Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomis merupakan perhitungan yang membandingkan laba dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Rentabilitas ekonomis juga dikenal sebagai ROA. Hal ini menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Maka Rentabilitas ekonomis PT XYZ yaitu:
Rentabilitas ekonomis = Laba / Modal
RE = 7500 / 30000
RE = 4 ( Dalam Jutaan Rupiah)
Baca Juga: Tugas AKuntansi Biaya UT
Demikian pembahasan tugas analisis kasus binis UT. Semoga bisa membantu teman-teman yang sedang belajar. Apabila menemukan soal yang mirip-mirip tapi angkanya beda tidak perlu khawatir karena rumus hitungannya sama.
Tugas analisis Kasus binsis UT – Contoh Soal
PT. Perto Swadaya Motor merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomatif yang telah berdiri sejak tahun 1998 yang berlokasi di Jakarta. Perusahaan telah memproduksi berbagai tipe kendaraan roda empat yaitu tipe Low Cost Green Car (LCGC), Multi Purpose Vehicle (MPV) dan Sport Utility Vehicle (SUV). Jumlah penjualan mobil yang terus meningkat sejak tahun 2008, maka PT. Perto Swadaya Motor berencana akan mengembangkan pabrik di satu lokasi tertentu. Sebelum didirikan,pabrik baru, manajemen perusahaan akan melakukan survey dan studi kelayakan untuk 4 (empat) alternatif lokasi yaitu Bekasi, Medan, Surabaya dan Bogor. Dari keempat lokasi tersebut, manajemen perusahaan hanya akan memilih satu lokasi yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Untuk menghitung biaya produksi di tiap-tiap lokasi, maka pihak manajemen menentukan biaya tetap dan biaya variabel di tiap kota sebagai berikut:
Nama Kota | Biaya tetap/tahun | Biaya variabel/unit |
Bekasi | Rp150.000.000,- | Rp270.000,- |
Medan | Rp145.000.000,- | Rp260.000,- |
Surabaya | Rp140.000.000,- | Rp250.000,- |
Bogor | Rp135.000.000,- | Rp260.000,- |
- Tentukan lokasi pembukaan pabrik baru mana yang sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel di tiap-tiap lokasi!
Jawab:
Untuk menjawab soal ini kalian bisa menghitung total biaya dari masing-masing kota dan membandingkannya mana yang paling murah biayanya.
Dari soal diatas besarnya nilai biaya tetap dan variable sudah ada dalam tabel sehingga kita tingga hitung perpaduan biayanya
Kota Bekasi = Biaya tetap + biaya variable
Kota Bekasi = 150.000.000 + 270.000
Kota Bekasi = 150.270.000
Kota Medan = Biaya tetap + biaya variable
Kota Medan = 145.000.000 + 260.000
Kota medan = 145.260.000
Kota Surabaya = Biaya tetap + biaya variable
Kota Surabaya = 140.000.000 + 250.000
Kota Surabaya = 140.250.000
Kota Bogor = Biaya tetap + biaya variable
Kota Bogor = 135.000.000 + 260.000
Kota Bogor = 135.260.000
Jika dihitung secara kasar perpaduan biaya paling rendah diraih oleh lokasi Kota Bogor dengan total biaya tetap dan variable sebesar 135.260.000
Tapi hati-hati ini hanya nilai dari biaya total. ingat pabrik melakukan operasional selalu ada jumlah output produk sehingga dalam menganalisis tidak bisa langsung menjawab begitu saja. Lakukan pembuktian dengan menginput kira-kira output produk yang akan dihasilkan, karena dalam soal tidak ditentukan maka kalian bisa mengasumsikan nilainya. contohnya seperti ini
Disini saya menggunakan rentang output produksi
- Tingkat produksi 0 – 1000
Kota Bekasi = Biaya tetap + biaya variable
Kota Bekasi = 150.000.000 + 270.000 (1.000)
Kota Bekasi = 420,000,000
Kota Medan = Biaya tetap + biaya variable
Kota Medan = 145.000.000 + 260.000 (1.000)
Kota medan = 405,000,000
Kota Surabaya = Biaya tetap + biaya variable
Kota Surabaya = 140.000.000 + 250.000 (1.000)
Kota Surabaya = 390,000,000
Kota Bogor = Biaya tetap + biaya variable
Kota Bogor = 135.000.000 + 260.000 (1.000)
Kota Bogor = 395,000,000
Jika perusahaan memproduksi produk dengan jumlah 0-1000 maka perusahaan bisa memilih kota Surabaya karena memiliki nilai biaya tetap dan variable terendah untuk tingkat produksi 1.000 unit
- Tingkat produksi 2000
Kota Bekasi = Biaya tetap + biaya variable
Kota Bekasi = 150.000.000 + 270.000 (2.000)
Kota Bekasi = 690,000,000
Kota Medan = Biaya tetap + biaya variable
Kota Medan = 145.000.000 + 260.000 (2.000)
Kota medan = 665,000,000
Kota Surabaya = Biaya tetap + biaya variable
Kota Surabaya = 140.000.000 + 250.000 (2.000)
Kota Surabaya = 640,000,000
Kota Bogor = Biaya tetap + biaya variable
Kota Bogor = 135.000.000 + 260.000 (2.000)
Kota Bogor = 655,000,000Jika produksi di tingkat 2000 perusahaan masih bisa memilih kota Surabaya
Kalian bisa lanjutkan ke berbagai tingkatan output dan menyimpulkan hasilnya.
- Jawaban ini belum lengkap ! Mau jawaban Lengkap Soal ke Email anda / mau bantu soal yang lain?
jawaban ke email : klik Link dibawah ini > kontribusi > sertakan alamat email di deskripsi - Bantu jawab Soal lain : klik link dibawah ini > kontribusi(min 20 ribu) > kirim soal tugas ke email aliviyakr12@gmail.com
Baca juga : Tugas akuntansi manajemen
One Comment
Pingback: