Diskusi Perencanaan Pemasaran UT
Artikel kali ini akan membahas mengenai diskusi perencanaan pemasaran UT. Mata kuliah ini biasanya didapatkan pada semester 8 sesuai katalog. Langsung saja kita bahas yuk
Soal Diskusi Perencanaan Pemasaran UT
Berdasarkan matriks SWOT, berikan pendapat Anda tentang apa tindakan perusahaan dalam melakukan analisis dan mengembangkan perencanaan pemasarannya.
a) Apakah Anda setuju perusahaan perlu semakin memahami masalah potensial yang akan muncul, dan memodifikasi perencanaan pemasaran dengan memaksimalkan kesempatan dan memecahkan masalah, serta menghindari ancaman?
b) Berikan contoh rill kondisi suatu tawaran produk atau jasa di saat pendemi Covid 19 seperti sekarang ini, dengan memetakan apa masalah/kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman yang dihadapi. Serta berikan ulasan singkat tentang modifikasi perencanaan pemasaran dengan mendasarkan pendapat Anda pada pertanyaan a) di atas!
Jawab:
Analisis SWOT atau matriks swot merupakan metode analisis suatu bisnis/produk yang didasarkan pada 4 aspek yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi oleh perusahaan dalam bisnisnya. Perusahaan perlu melakukan analisa bisnis untuk mengembangkan perencanaan pemasran salah satunya mengguna matriks SWOT, karena dengan matriks ini perusahaan bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan bisnisnya dan ancaman yang dihadapi serta kesempatan yang bisa diambil.
jawaban Diskusi Perencanaan Pemasaran UT
a) Ya, Saya setuju bahwa perusahaan perlu semakin memahami masalah potensial yang akan muncul kemudian melakukan modifikasi perencanaan pemasaran dengan memaksimalkan kesempatan dan memecahkan masalah serta menghadapi ancaman. Hal ini harus dilakukan agar perusahaan tetap exist serta bisa memenangkan persaingan bisnis. Semakin hari semakin banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memajukan bisnisnya tetapi juga dibarengi dengan ancaman yang harus dihadapi. Memodifikasi perencanaan pemasaran akan membantu produk perusahaan bertahan di pasar atau bahkan bisa memenangkan persaingan untuk jenis/kategori produk yang sama.
b) Berikut saya ambil contoh produk di saat pandemic yaitu produk hand sanitizer. Berikut analisa SWOT mengenai produk hand sanitizer
Kekuatan (strength) : produk hand sanitzer memiliki kekuatan saat pandemic produk ini sangat dicari dan sangat laku keras bahkan sampai mengalami kelangkaan produk yang membuat harganya melambung tinggi. Sebelum pandemic pun produk hand sanitizer memiliki pangsa pasar yang baik yaitu menyasar konsumen yang suka bepergian untuk tetap menjaga kebersihan tangan, walaupun konsumen bisa mencuci tangan dengan air di lokasi tertentu tetapi tidak semua tempat ada wastafel untuk mencuci tangan sehingga produk ini menjadi solusi untuk masalah tsb.
Kelemahan : Produk hand saniizer ini memiliki kandungan alcohol yang bisa saja tidak cocok di kulit konsumen sehingga perusahaan perlu menciptakan produk yang bisa cocok ke kulit atau membuat produk hand sanitizer khusus untuk kulit yang sensitive dengan formula yang lebih gentle.
Opportunities : Saat pandemic dengan banyaknya demand untuk produk hand saniizer menciptakan peluang untuk menaikkan laba, sehingga pangsa pasarnya semakin luas dan saat pandemic adalah waktu yang tepat untuk meluncurkan produk hand sanitizer baru maupun menaikkan produksi produk hand sanitizer yang sudah ada.
Ancaman : dengan tingginya permintaan produk han sanitizer, perusahaan dapat mengalami kendala produksi seperti jumlah produksi tidak dapat memenuhi permintaan sehingga perusahaan kehilangan momentum dan banyaknya pesaing yang mulai masuk ke industry pembuatan hand sanitizer merespon peluang yang ada. Selain itu bagaimana jika pandemic sudah berakhir? Apakah produk hand sanitizer akan meredup kembali.
Dari analisa SWOT diatas kita dapat mengetahui bahwa produk hand sanitizer mendapatkan momentum bagus saat pandemic sehingga saat pandemic berlangsung perusahaan pembuat hand sanitizer tidak perlu melakukan pemasran yang agresif karena konsumen membutuhkannya, bahkan sempat terjadi kelangkaan sehingga apapun merk hand sanitizer yang ada akan dibeli oleh konsumen yang membutuhkan.
Tetapi yang harus difokuskan selanjutnya bagaimana jika pandemic sudah selesai atau persaingan semakin ketat dnegan banyanya produk hand sanitizer baru yang bermunculan merespon peningkatan permintaan sebelumnya. Sehingga harus dilakukan modifikasi perencanaan pemasaran.
Perencanaan pemasaran dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan dan keuntungan serta meminimalkan biaya. Untuk kasus hand sanitizer ini perusahaan dapat menggunakan modifikasi 4P bauran pemasaran untuk menjadi dasar dalam modifikasi perencanaan pemasaran.
1) Product : Product hand sanitizer merupakan solusi cuci tangan tanpa air secara umum. Untuk merespon peluang kebutuhan sanitasi saat pandemic dan ancaman di masa yang akan datang maka produsen dapat membuat produk turunan yang berfugsi sama. Contoh yang dilakukan Dettol. Dulu Dettol memiliki produk hand wash (sabun cuci tangan), cairan antiseptic yang larut air (produk yg warna coklat) sering di iklan TV, dan han sanitizer gel. Namun sejak pandemi Dettol mengeluarkan disinfectant spray untuk sanitasi lingkungan seperti sofa dan ruangan serta mengeluarkan kemasan besar untuk produk yang sudah ada. Kemasan besar untuk antiseptic liquid dan kemasan besar hand sanitizer.
2) Price (harga)
MAsalah harga, saat momentum pandemic harga hand sanitizer bisa mencapai ratusan ribu untuk botol sedang sehingga membuat konsumen kebingungan mau beli itu mahal, tidak beli itu butuh. Maka produsen hand sanitizer dapat memberikan harga yang wajar dengan meningkatkan produksi sehingga menekan biaya. Selain itu bisa juga dengan menjual produk hand sanitizer mini. Apabila perusahaan ingin mematok harg atinggi maka perusahaan harus mampu membuat produk yang lebih bagus dan dapat menarik pelanggan secara ekslusif.
3) Place
Place atau tempat berfokus pada tempat produk dijual agar mudah ditemukan konsumen. Umumnya produk hand sanitizer dapat ditemukan dengan mudah melalui mini market dan apotik. Ketika pandemi terjadi sempat ada kelangkaan dan penerapan PSBB/PPKM yang membuat operasional toko lebih singkat dan penutupan wilayah tertentu. Pada kasus ini perusahaan hand sanitizer dapat memasarkan produknya melalui e-commerce seperti shopee, tokopedia, lazada. Sebab saat pandemic banyak konsumen beralih ke belanja online sehingga meningkatkan keuntungan bagi produsen untuk menambah rantai distribusi produsen – konsumen secara langsung mellaui aplikasi belanja online.
Baca juga : TIPS menulis karil
4) Promotion (promosi)
Karena peluang produk hand sanitizer ini sangat terbuka lebar maka promosi yang dilakukan dapat berupa iklan dalam aplikasi belanja maupun hanya iklan TV. Umumnya untuk produk hand sanitizer dari brand besar yang sudah dikenal bisa meminimalkan biaya iklan dan focus pada iklan dalam aplikasi belanja online saja atau melalui social media sebab saat pandemic banyak orang bekerja WFH dan lebih banyak akses media social.
Selain itu untuk perusahaan yang baru menjual produk hand sanitizer dapat membuat promosi free gift. Seperti yang dilakukan Cussons saat pertama kali launching produk hand sanitizer merk carex. Setiap pembelian produk cussons nominal tertentu akan dapat 1 produk hand sanitizer carex.
Sumber : Buku BMP Perencanaan Pemasaran